Madiun – Kajian risiko bencana adalah suatu pendekatan yang memperlihatkan potensi dampak negatif yang mungkin timbul akibat potensi bencana yang melanda suatu kawasan. Potensi dampak negatif ini dilihat dari potensi jumlah jiwa yang terpapar, kerugian harta benda, dan kerusakan lingkungan.
Selasa 12/11/19, Penilaian indeks kapasitas / ketahanan daerah BPBD provinsi Jawa Timur kelompok 2 yang dihadiri oleh 45 peserta terdiri dari 15 OPD serta BPBD Kota Madiun, BPBD Kota Kediri, BPBD Kab. Kediri, BPBD Kab. Nganjuk, Kab. BPBD Jombang, BPBD Kab. Ponorogo. Kegiatan yang berlangsung dari tanggal 12 – 15 November 2019 di Aston Hotel Madiun bertujuan agar masing2 daerah mampu menilai index / kapasitas daerahnya dan pengurangan resiko bencana, melaksanakan pembangunan berdasarkan gotong royong, berwawasan lingkungan untuk menjamin keselarasan ruang ekologi, ruang sosial, ruang ekonomi dan ruang budaya. Risiko, bahaya, kerentanan, dan kapasitas saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Risiko dapat ditimbulkan karena tingginya tingkat bahaya dan kerentanan, sedangkan didukung oleh rendahnya kapasitas membuat semakin tinggi risiko terhadap bencana. Oleh karena itu, pengajian resiko bencana sangat bergantung kepada komponen bahaya yang mengancam, kerentanan kawasan yang terancam, dan kapasitas kawasan terancam.
Pengaruh masing – masing komponen dalam penurunan indeks risiko bencana adalah komponen bahaya ( H ) 40%, komponen kerentanan ( V) 30% dan komponen kapasitas ( C ) 30%. Jadi berdasarkan pengaruh dari tiga komponen penyusun indeks risiko bencana, maka komponen yang paling memungkinkan dilaksanakan untuk menurunkan indeks risiko bencana. Indeks risiko bencana merupakan indikator kinerja utama ( IKU ) baru dalam penyelenggaraan pembangunan Jawa Timur. Indeks risiko bencana ini bermanfaat memberikan informasi tingkat risiko bencana disuatu wilayah.
